Kisah Imam Abu Hanifah Rahimahullah
Pada sekitar
tahun 50 Hijriyah, Baghdad adalah kota pusat ilmu. Datanglah pada saat itu
seorang ilmuan Romawi beserta rombongannya dengan membawa harta benda. Ia
menantang para ilmuan Baghdad untuk berdialog dengannya tentang ilmu filsafat,
dan apabila dia kalah dia akan menyerahkan hartanya. Si Romawi menantang ilmuan
Baghdad menjawab tiga pertanyaannya, antara lain:
1. Apa yang ada sebelum Allah ada?
2. Kemanakah Allah menghadap?
3. Apa yang sedang dilakukan Allah saat ini?
Tiga pertanyaan itu cukup membuat para ilmuan Baghdad berpikir. Akhirnya majulah seorang anak kecil untuk menjawab pertanyaan yang tidak mudah itu. Si Romawi sebenarnya agak tersinggung karna lawan diskusinya adalah seorang anak kecil. Seperti ini kira-kira dialognya.
1. Apa yang ada sebelum Allah ada?
Anak kecil: Bisakah anda berhitung?
Si Romawi: Pasti saya bisa, masa saya tidak bisa berhitung.
Anak kecil: Kalau bisa coba anda hitung mundur dari angka 10.
Si Romawi: 10-9-8-7-6-5-4-3-2-1-0, sudah.
Anak kecil: Sudah? sebelum angka 0 ada apa?
Si romawi: (terdiam)
Anak kecil: Anda ingin tau ada apa sebelum Allah? padahal sebelum angka 0 saja Andatidak tau? Bagaimana Anda ingin mengetahui ada apa sebelum Allah padaha Allah adalah yang Maha Awal dan Maha Akhir?
2. Kemanakah Allah menghadap?
Anak kecil: (ia minta dicarikan lilin dan dinyalakan) Setelah lilin dinyalakan ada apa?
Si Romawi: Ada api.
Anak kecil: Begitu ada api arah cahayanya kemana?
Si Romawi: Arah cahayanya kemana-mana.
Anak kecil: Padahal Allah itu "nuurun 'ala nuur", cahaya-Nya di atas cahaya, dan Allah tidak hanya menghadap ke masyriq atau maghrib (timur atau barat), tapi ke seluruh penjuru.
Si romawi: (terdiam)
Si anak kecil pun mulai lebih percaya diri.
Anak kecil: Wahai orang Romawi, dua kali pertanyaan anda saya jawab, dan dua kali anda terdiam. Sekarang saatnya saya yang naik ke mimbar dan engkau yang turun dari mimbar. (3) Apa yang sedang dilakukan Allah saat ini?
Yang dilakukan Allah pada saat ini adalah menurunkan orang yang sombong dari tempat mulia di mimbar, ke tempat hina di bawahnya.
Siapakah si anak kecil yang cerdas ini?
Dia adalah Imam Abu Hanifah rahimahullah.
1. Apa yang ada sebelum Allah ada?
2. Kemanakah Allah menghadap?
3. Apa yang sedang dilakukan Allah saat ini?
Tiga pertanyaan itu cukup membuat para ilmuan Baghdad berpikir. Akhirnya majulah seorang anak kecil untuk menjawab pertanyaan yang tidak mudah itu. Si Romawi sebenarnya agak tersinggung karna lawan diskusinya adalah seorang anak kecil. Seperti ini kira-kira dialognya.
1. Apa yang ada sebelum Allah ada?
Anak kecil: Bisakah anda berhitung?
Si Romawi: Pasti saya bisa, masa saya tidak bisa berhitung.
Anak kecil: Kalau bisa coba anda hitung mundur dari angka 10.
Si Romawi: 10-9-8-7-6-5-4-3-2-1-0, sudah.
Anak kecil: Sudah? sebelum angka 0 ada apa?
Si romawi: (terdiam)
Anak kecil: Anda ingin tau ada apa sebelum Allah? padahal sebelum angka 0 saja Andatidak tau? Bagaimana Anda ingin mengetahui ada apa sebelum Allah padaha Allah adalah yang Maha Awal dan Maha Akhir?
2. Kemanakah Allah menghadap?
Anak kecil: (ia minta dicarikan lilin dan dinyalakan) Setelah lilin dinyalakan ada apa?
Si Romawi: Ada api.
Anak kecil: Begitu ada api arah cahayanya kemana?
Si Romawi: Arah cahayanya kemana-mana.
Anak kecil: Padahal Allah itu "nuurun 'ala nuur", cahaya-Nya di atas cahaya, dan Allah tidak hanya menghadap ke masyriq atau maghrib (timur atau barat), tapi ke seluruh penjuru.
Si romawi: (terdiam)
Si anak kecil pun mulai lebih percaya diri.
Anak kecil: Wahai orang Romawi, dua kali pertanyaan anda saya jawab, dan dua kali anda terdiam. Sekarang saatnya saya yang naik ke mimbar dan engkau yang turun dari mimbar. (3) Apa yang sedang dilakukan Allah saat ini?
Yang dilakukan Allah pada saat ini adalah menurunkan orang yang sombong dari tempat mulia di mimbar, ke tempat hina di bawahnya.
Siapakah si anak kecil yang cerdas ini?
Dia adalah Imam Abu Hanifah rahimahullah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan